Selasa, 22 Maret 2016

Laporan Perbengkelan alat inventaris pertanian



PENGENALAN ALAT DAN MESIN PERBENGKELAN
(Laporan Praktikum Mata Kuliah Perbengkelan)

Oleh:
Rizki Eprimal  1414071085

                              

1.jpg





LABORATORIUM DAYA ALAT DAN  MESIN  PERTANIAN
JURUSAN  TEKNIK  PERTANIAN
FAKULTAS  PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016




I.                   PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pada dasarnya kegiatan  otomotif maupun listrik membutuhkan keahlian dan kewaspadaan akan bahaya dari alat-alat yang digunakan. Selain itu peraturan-peraturan yang telah dibuat sebagai standar keamanan disebuah tempat bengkel maupun tempat lainnya, harus kita patuhi.Maka dibutuhkanlah teknologi yang lebih maju dan modern.Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan lah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disnalah dapat di pelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.  
setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industry modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan. Dengan begitu sangat pentingnya cara pengoperasian dan sistem keselamatan kerja maka dilaksanakanlah praktikum “Pengenalan Bengkel dan Keselamatan Kerja”. Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan  bengkel minimal, yang digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang- barang keperluan rumah tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan  perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan.
Selain dari poin di atas perlu pengenalan alat sebelum menggunakannya. Hal ini dikarenakan agar dalam menggunakan alat sesuai dengan kebutahan dan fungsinya. Oleh sebab itu, dalam praktikum mata kuliah perbengkelan kali ini dilakukan penjelasan tentang manejem perbengkelan k3 serta pengenalan alat.
1.2       Tujuan
a.       Mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup pekerjaan dibidang perbengkelan.
b.      Memahami makna pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja.
c.       Memahami dasar-dasar pengelolaan bengkel dibidang pertanian.
d.      Mengetahui jenis dan fungsi dari alat-alat yang ada di ruang bengkel.
e.       Mendemonstrasikan dan memahami teknik pengukuran yang benar dengan menggunakan alat ukur yang dipelajari.















II.                TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanianmerupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alatdan bahan-bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkeltersebut. Dan setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harusmemahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja (Jainudin, 2010).
Kondisi bengkel yang diharapkan yaitu suasana nyaman, bersih, tertibdan indah, kondisi peralatan yang baik dan siap pakai, peralatan tersusun sesuaitempatnya, cukup penerangan dan ventilasi, bangunan ruang praktis/bengkelterpelihara baik, tidak bocor, semua pintu dan jendela aman, halaman dan tamanterpelihara baik, instalasi listrik yang memadai dan aman, sistem sirkulasi peralatan aman dan lancar. Instalasi air terjamin, lancar, bersih dan sehat, tersediaalat pemadam kebakaran (Daryanto, 2007).
Secara umum, bengkel dapat dibedakan menjadi tiga macam. Pertama, bengkel yang bergerak dalam bidang jasa. Bengkel jenis ini lebih ditekankan pada fungsinya yang hanya sebagai penyalur jasa perbaikan (service). Misalnya bengkel perbaikan spare part ataupun bengkel layanan servis lainnya. Jenis bengkel yang kedua adalah bengkel yang bergerak dalam bidang produksi. Sedangkan bengkel jenis ini lebih diarahkan dalam upayanya untuk memproduksi barang-barang tertentu sesuai dengan permintaan pasar. Contoh bengkel bubut, frais, gerinda, sekrap dan lain sebagainya. Jenis ketiga adlah bengkel yang bergerak dalam bidang Transfer of Knowledge dan Transfer of Skill. Untuk bengkel jenis ini lebih difokuskan pada penyaluran pengetahuan dan kemampukerjaan yang biasanya terdapat dalam tempat-tempat diklat ataupun instansi pendidikan kejuruan seperti SMK maupun di Universitas seperti di Fakultas Teknik misalnya. Fungsi utama dari bengkel ini adalah sebagai suatu wahana pembelajaran dan penambah pengetahuan dari individu yang bersnagkutan (Jainudin, 2010).
Sedangkan secara status, bengkel dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu sendiri sebagi perusahaan atau sepanjang tidak merusak nama baik perusahaan pemegang merek.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis, permodalan, peralatan atau jenis kemudahan lainnya tergantung dari kebijakan perusahaan yang menunjuknya dan kesepakatan/perjanjian yang dibuat diantara keduanya.
3. Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk mendukung sistem pemasaran  (Wijanto Kusuma, 1996).

Kendala Atau Persoalan Yang Muncul
Bengkel yang baik adalah bengkel yang bisa menmpatkan mangamen bengkel sebagai mana mestinya. Managmen bengkel sangatlah penting dalam upaya perkembangan bengkel itu sendiri. Akan tetapi, dalam upaya penerapan mangemen bengkel yang baik, tentu saja jika itu semua tidak terlepas dari adanya kendala-kendala yng muncul. Berikut adalah beberapa kendala yang ada pada kedua bengkel yang telah diobservasi oleh penulis:
1. Bengkel AHASS 7506
Di Bengkel AHASS 7605 terdapat beberapa kendala yaitu mengenai tenaga kerja yang tiba-tiba mengundurkan diri dan juga dalam hal stok sparepart yang ada. Solusi untuk pemecahan masalah tentang adanya karyawan yang mendadak mengundurkan diri adalah dengan mengadakan perekrutan karyawan baru. hal ini akan segera dilakukan bila memang dirasa perlu, dan kekosongan karyawan itu sendiri akan segera di isi.
Kendala yang lain adalah tentang statusnya sebagai Dealer Work Shop. Selain statusnya ini sebagai pendukung, ternyata status ini bisa juga menjadi sebagai salah satu penyebab kendala yang muncul. Bengkel yang berstatus seperti ini tidak bisa langsuk semau hatinya untuk mendesain bengkel mereka, apalagi untuk mengembangkan sayapnya. Semua itu tetap saja di bawah peraturan dan naungan PT. Astra Honda Motor, sehingga kewenangannya pun harus seizing PT. Astra Honda Motor tersebut.
2. Bengkel Sinar Mustika Motor
Kendala-kendala yang sering terjadi di Bengkel Sinar Mustika Motor yaitu kosongnya sparepert karena pengiriman barang yang telat. Akan tetapi untuk kendala ini Bengkel Sinar Mustika Motor ini, salah satu solusinya adalah meminta pengisian stok dari pihak keluarga yang juga mempunyai bengkel yang serupa.
Kendala lain yang terdapat di Bengkel Sinar Mustika Motor adalah tentang daya saing terhadap Dealer Work Shop. Karena tunjangan fasilitas dan nama yang sudah melambung tinggi, Bengkel Sinar Mustika motor bekerja keras untuk mengimbangi hal tersebut, salah satunya yaitu dengan menjual harga sparepart di bawa harga spare part Dealer Work Shop. Jalan lain yang dipakai bengkel ini adalah tentang pengganjian mekanik  (Jainudin, 2010).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Occupational Health and Safety,disingkat OHS. K3 atau OHS adalah kondisi yang harus diwujudkan ditempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku. Program K3 adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993). Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi :
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi
2. berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.
3. Membuat prosedur keamanan.
4. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan peralatan
5. baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.
6. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
7. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
8. Rapat bulanan P2K3
9. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat
    pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
10. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan semaunya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja dibuat berdasarkankondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifatkegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya. Program keselamatan dankesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing perusahaan sehinggatidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak lain (Ramli, 2010).




III.             METODOLOGI

2.1       Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Perbengkelan dengan judul Manajemen Perbengkalan, K3 dan Pengenalan Alat ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 Maret 2016 pukul 13:00 – 15:00 WIB, di Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2       Alat dan Bahan
Alat  yang di gunakan dalam praktikum perbengkelan tentang pengenalan alat dan mesin perbengkelan ini antara lain tulis berupa pena,buku catatan ,kamera Hp,sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alat-alat dan mesin perbengkelan yang ada di laboratorium daya alat dan mesin pertanian Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.
3.3       Diagram Alir     
Rounded Rectangle: Praktikum dibuka oleh asistenAdapun diagram alir praktikum kali ini yaitu:
 





























IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil
Adapun  hasil pengamatan yang di dapat dalam  praktikum ini  adalah:
No
Nama Alat
1
Bor Listrik
2
Bor Manual
3
Penggaris Siku
4
Gergaji Kayu Listrik
5
Gerinda
6
Gunting
7
Kunci Pass
8
Kunci L
9
Kunci Ring
10
Kunci T
11
Masker Muka
12
Mata gerinda
13
Solder
14
Pahat lancip
15
Pahat Gepeng
16
Pengering
17
Sarung tangan
18
Tang Buaya
19
Tang Pemotong
20
Kunci Inggris
21
Tang Monyet


Adapun hasil pengenalan mesin pada praktikum kali ini adalah:
1
Mesin Amplas
2
Mesin Bor
3
Gergaji Mesin
4
Gergaji Pita
5
Mesin Amplas Dua Mata
6
Mesin Bubut
7
Mesin Planer
8
Mesin pelurus Plat

4.2       Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul Manajemen Perbengkelan, K3 dan Pengenalan Alat praktikan dijelaskan mekanisme kerja di bengkel. Perbengkelan sendiri adalah wadah untuk melakukan aktifitas atau kerja perbengkelan. Artinya sangat penting mengenalkan peraturan yang ada dibengkel sebelum melakukan kegiatan atau praktikum.
Manajemen perbengkelan sendiri yaitu merupakan pengelolaan sistem kerja dibengkel. Mulai dari perlengkapan pakaian sampai prosedur menggunakan alat maupun bengkel tersebut.
Perkembangan suatu bengkel juga tidaklah terlepas dari tata ruang maupun tata letaknya (layout) yang ada di bengkel-bengkel tersebut. Tingkat kenyamanan konsumen juga merupakan factor penting dalam proses perkembangan ini. Tentang manajemen layout, hal-hal yang perlu diatur di antaranya adalah mengenai tata letak mesin yang ada, penerangan, jenis lantai yang digunakan, ventilasi, tingkat perhatian terhadap keselamatan kerja, struktur organisasi yang sedang berjalan (jika ada) dan hal-hal kecil lain yang menyangkut kenyamanan dari bengkel maupun dari konsumen tersebut.
Penerangan merupakan salah satu hal yang penting dalam dunia perbengkelan. Karena penerangan mempengaruhi lancar tidaknya pekerjaan yang terdapat dalam suatu bengkel tersebut. Penerangan juga mempengaruhi adanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diperlukan dalam menjalankan pekerjaan di bengkel tersebut. Penerangan dalam bengkel memiliki standar tersendiri. Penerangan tersebut dapat berupa cahaya langsung dari matahari atau berupa lampu. Namun disarankan dalam suatu bengkel akan lebih baik jika penerangan tersebut berasal dari cahaya matahari langsung.
Seperti halnya penerangan, lantai yang baik juga sangat diharapkan dalam suatu bengkel. Akan tetapi, dalam benkel otomotif seperti ini, kondisi lantai tidak terlalu diperhatikan seperti bengkel-bengkel perkakas, terutama dalam jenis lantainya. Hal yang diutamakan dalam bengkel otomotif hanyalah kebersihannya saja. Akan tetapi kebersihan di bengkel ini juga kurang dijaga. Hal ini dikarenakan sanirasi pembuangan air dan limbahnya juga tidak ada.
Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian yang tak diinginkan, datangnya tiba tiba dan tidak terduga yang menyebabkan kerugian pada manusia (luka, cacat, sakit, meninggal), perusahaan (kerusakan properti, terhentinya proses produksi).
Jenis-jenis Kecelakaan Kerja yang terjadi di bengkel otomotif diantaranya
adalah :
1. 0rang Yang Terjatuh
ü  Orang yang terjatuh dari ketinggian (pohon, gedung, scaffolding, penyangga, tangga, lifting equipment, mesin, kendaraan)
ü  Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama, terpeleset dan sebagainya.
2. Tertimpa / Terkena Benda Jatuh
ü  Keruntuhan/kejatuhan (peralatan praktik, trainer, tumpukan barang)  Runtuh (gedung, dinding, penyangga, tangga)
ü  Tertimpa benda jatuh saat penanganan
ü  Tertimpa benda jatuh yang tidak terklasifikasi.
3. Tersandung, Terbentur Benda-benda selain Benda Jatuh
ü  Tersandung sesuatu
ü  Terbentur benda-benda berupa peralatan praktik
ü  Tertabrak benda-benda yang bergerak
ü  Tertabrak benda-benda yang tak tersusun rapi di bengkel
4. Terjebak/Terjepit Di dalam atau Diantara suatu Tempat/Benda
ü  Terjebak di dalam suatu tempat, misal ruang pewarnaan dibengkel chasis
ü  Terjepit oleh alat-alat praktik, misal lifting equipment, forklift, dan laninya
5. Gerakan Yang Mengeluarkan Tenaga Yang Berlebihan/ Berat
ü  Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda-benda praktik
ü  Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik benda saat memindahkan alat misal, accu, tabung oksigen dan trainer praktek
ü  Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas benda
6. Terpapar atau Kontak Dengan Temperatur Yang Berlebihan
ü  Terpapar suhu panas (udara/lingkungan), terutama panas oleh mesin-mesin motor di bengkel otomotif
ü  Terpapar suhu dingin (udara/lingkungan)
ü  Kontak dengan basah atau benda panas
7. Terpapar atau Kontak Dengan Arus Listrik
ü  Rangkaian Listrik yang ada dibengkel kurang terawat dan rapi
ü  Kelistrikan yang ada dalam kendaraan mobil maupun motor
8. Terluka, teriris, terpotong, dan luka luar
Potensi cidera akibat kesalahan K3 di bengkel otomotif berdasar bagian tubuh
yang masuk pada kategori riskan:
1. Bagian Kepala:
ü  Daerah Tempurung Kepala (tengkorak, otak, kulit kepala)
ü  Mata (meliputi orbit dan syaraf mata)
ü  Telinga
ü  Wajah / muka
ü  Kepala
ü  Kepala, pada daerah yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
2. Leher (meliputi tenggorokan dan tengkuk tulang belakang)
3. Batang Tubuh:
ü  Punggung (batang sumsum tulang belakang dan otot-otot yang berdampingan, spinal cord)
ü  Dada (tulang rusuk, tulang dada, organ-organ dalam dari dada)
ü  Perut (meliputi organ-organ dalam)
ü  Panggul
4. Lengan Atas (Upper Limb):
ü  Bahu (meliputi tulang ketiak dan bilah bahu)
ü  Lengan bagian atas
ü  Lengan bawah.
ü  Pergelangan tangan.
ü  Tangan (selain jari).
5. Tungkai/Percabangan Bagian Bawah:
ü  Daerah paha
ü  Lutut
ü  Tungkai (tungkai bagian bawah)
ü  Kaki (selain jari kaki)
6. Cedera Umum:
ü  Sistem sirkulasi secara umum
ü  Sistem pernafasan secara umum.
ü  Sistem pencernaan secara umum.
ü  Sistem Syaraf secara umum.
ü  Cedera umum yang lainnya.
ü  Cedera umum yang tidak terspesifikasi.
Adapun dari hasil pengenalan alat-alat nmaupun mesin-mesin yang ada di bengkel adalah sebagai berikut beserta fungsi dan penjelasannya:
Untuk alat-alat perbengkelan adalah sebagai berikut.
a)      Bor Listrik
Bor listrik.jpgBor Listrik adalah alat untuk melubangi bagian penampang seperti plastik maupun kayu. Bor ini digerakkan dengan aliran listrik melalui perputaran dinamo.


b)      Bor Manual
BOr manual.jpgBor Manual adalah alat untuk melubangi kayu dengan tenaga manusia. Cara penggunaan alat ini yaitu dengan memegang tengah bor dan atas bor lalu diputar kesamping yang ditengah bor. Alat ini berbentu sepetti cekungan ditengah.





c)      Penggaris Siku
Penggaris siku adalah penggaris yang terbuat dari aluminium denga pangkal dari besi. Sudut pangkal dan penggaris adalah 900. Alat ini digunakan untuk mengukur panjang.
enggaris siku.jpg




d)     Gergaji Kayu Listrik
Gergaji kayu listrik adalah gergaji yang digunakan untuk memotong kayu yang digerakkan oleh tenaga aliran listrik.
Gergaji Kayu Listrik.jpg


e)      Gerinda
Gerinda.jpgGerinda adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan bagian yang kasar baik itu besi maupun benda keras lainnya.





f)       Gunting
Gunting.jpgGunting adalah alat untuk memotong bahan seperti kertas, karet, maupun plastik yang tipis.





g)      Kunci Pass
Kunci Pas adala kunci yang berbentuk seperti percabangan yang biasanya berukuran 14, 15, 16, 17 dan lain-lain.
Kunci pas.jpg

h)      Kunci L
Kunci L adalah kunci yang digunakan untuk mengencangkan maupun mengendorkan baut yang kepalanya menjorok ke dalam. Berbentu lipatan.
https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2015/8/11/541659/541659_26fca614-0bdf-4972-9195-bb0b3408fb44.jpg
i)        Kunci Ring
         Kunci Ring memiliki ujung bulat (box) cocok untuk membuka atau megunci kepala baut atau murk arena memberikan suatu cengkeraman yang lebih  kuat dari  kunci  pas  yang  ujungnya terbuka.
Kunci Ring.jpg





j)        Kunci T atau dikenal juga dengan shock T handle, merupakan perkakas
 yang memudahkan dalam
membongkar baut.

                http://w25.indonetwork.co.id/pdimage/03/1854503_sokt.jpg
                                                                              
k)      Masker Muka
Masker Muka adalah alat yang digunakan untuk melindungi muka dari percikan api saat mengelas.
Masker Muka.jpg



l)        Solder
older.jpgSlder adalah alat untuk menyembung bagian kabel ke komponen pada rangkaian.



m)    Pahat Gepeng
Pahat gepeng adalah alat yang digunakan untuk memahat kayu.
Pahat.jpg



n)      Sarung Tangan
Sarung Tangan.jpgSarung tangan berfungsi untuk melindingi tangan agar tidaklecet saat melakukan kegiatan perbengkelan
o)      Tang Buaya
Tang Buaya.jpgTang buaya digunakan untuk menjepit.



p)      Tang Pemotong
Tang pemotong.jpgTang pemotong digunakan untuk memotong bahan yang bersifat lentur. Tang ini memiliki rahang yang tajam.




q)      Kunci Inggris
unci Inggris.jpgKunci inggris berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan baut atau mur. Kunci ini dapat diatur kelebarannya sesuai kebutuhan.




r)       Tang Monyet
W3430_IMG_20150313_155505 - Copy.jpgTang ,monyer yaitu untuk menjepit kabel.

Adapun mesin yang dikenalkan pada praktikum ini adalah:
ü  Mesin Bubut
Mesin Bubut.jpgMesin Bubut digunakan untuk membentuk bagian kayu menjadi berukir.




ü  Mesin Planer
Mesin Planer.jpgMesinplaner digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu.





ü  Mesin Amplas
Mesin Amplas.jpgMesin amplas digunakan untuk menghaluskan bagian yang kasar. Seperti batu, besi maupun material aluminium.




ü  Gergaji Pita.jpgMesin Gergaji Pita
Mesin ini digumakan untuk memotong kayu.




ü  Mesin
Bor.jpgMesin ini untuk mengebor besi maupun bahan yang keras lainnya.















V.                KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
ü  Manajemen perbengkelan meliputi organisasi bengkel, peraturan yang berlaku di ruag bengkel dan pengelolaan yang baik.
ü  Tata ruang bengkel sangat berpengaruh terutama penerangan dan lantai.
ü  Kesehatan dan Keselamatan kerja sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan perbengkelan karena bisa mengancam diri.
ü  Alat-alat dan mesin perbengkelan yaitu mesin bubut, mesin bor, masker muka, sarung tangan, kunci pas, kunci sok, dan lain-lain.














DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Ahmad., Dicky Nurul Ilham, 2014. Identifikasi K3 di bengkel
Otomotif. Sleman.
Daryanto, 2007.Alat-alat inventaris perbengkelan pertanian. Universitas
Negeri malang: Malang.
Jainudin, Muhamad, 2010. Laporan Observasi Managemen Bengkel. Universitas
Negeri malang: Malang.
Wijanto Kusuma, 1996. Mekanisasi Pertanian. Yogyakarta: Universitas Gajah
           Mada